Selasa, 08 Februari 2011

Bayang-Bayang Krisis Lanjutan Ekonomi AS dan Eropa di tahun 2011

Sobat Monex, anda tentu pernah dengar komentar pengamat ekonomi yaitu Nouriel Roubini atau yang juga dikenal dengan julukan Dr. Doom. Dalam sebuah sesi wawancara Roubini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di AS akan positif. (sumber vibiz: 26/01). Nouriel Roubini memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini akan berada di level 2.7%. Prediksinya ini masih berada di bawah consensus ekonomi yang memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mampu mencapai angkat 3.2%. Roubini sendiri berpendapat bahwa angka 2.7% - 3.2% tersebut belum cukup menggembirakan buat Ekonomi AS karena belum menjadi jaminan terbebasnya AS dari krisis ekonomi masa lalu. Menurutnya setelah mengalami resesi seharusnya ekonomi dapat mengalami peningkatan sebesar 4% - 6% dalam beberapa tahun.
Meskipun demikian Roubini tidak menyampingkan potensi di pasar saham telah mampu mengangkat ekonomi AS dalam jangka pendek. Roubini melihat bahwa pemulihan ekonomi di negara-negara berkembang akan mampu mendorong hasil positif di bursa saham dengan lebih baik karena negara maju masih belum akan menunjukkan kemampuannya yang maksimal.

Ekonomi Kawasan Eropa Masih Menjadi Kendala Tersendatnya Ekonomi Global di 2011
Menurutnya kawasan Eropa masih menjadi kendala pertumbuhan ekonomi global di tahun ini. Dengan kondisi Yunani, Irlandia, dan Portugal yang memburuk, negara Spanyol secara logika akan segera menyusul, sedangkan Spanyol sendiri merupakan negara yang “terlalu besar untuk gagal, tapi juga terlalu besar untuk diselamatkan.” Mengenai kawasan Eurozone Roubini berpendapat bahwa ada kemungkinan sebesar 30% bahwa salah satu negara dengan ekonomi terlemah dalam kongsi tersebut akan terpaksa keluar dalam waktu 5 tahun ke depan. Hal tersebut sejalan dengan prediksi sebagian besar investor global.
Investor global juga meramalkan bahwa Yunani dan Irlandia adalah dua negara yang memiliki kemungkinan terbesar untuk keluar dari euro zone. Kedua negara ini memiliki potensi terbesar untuk mengalami kebangkrutan. Yunani sendiri tetap gagal untuk menurunkan level utang-nya, yang meskipun sudah melakukan “perawatan khusus” di bawah IMF. Sementara itu Irlandia juga mengalami kondisi yang buruk di mana negara ini telah berupaya menyelamatkan perbankan di negaranya dengan mengalihkan utang perbankan tersebut ke dalam neraca milik pemerintah.

Empat Risiko yang Menghadang Ekonomi AS di 2011
Sementara itu untuk AS Roubini menyatakan ada empat risiko besar yang menghantui ekonomi, yaitu:
• Masih tingginya tingkat pengangguran
• Kembali terjadinya pertumbuhan negatif (double-dip) di pasar perumahan
• Risiko kebangkrutan pemerintah negara bagian
• Kelambanan mengatasi defisit federal

Roubini sendiri memandang bahwa poin ketiga mengenai risiko kebangkrutan pemerintah negara bagian merupakan risiko yang paling serius dihadapi oleh AS. Menurutnya jika Yunani yang porsi GDP-nya hanya sebesar 3% dari total GDP Euro zone saja dapat mengakibatkan masalah yang demikian serius, maka Califronia yang porsi ekonominya mencapai sepertujuh dari ekonomi AS akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Sementara itu permasalahan ancaman bangkrut ini tidak hanya dialami California melainkan juga Arizona, Nevada, Florida, Illinois, New York, dan masih ada beberapa negara bagian lain.
Lalu bagaimana dengan kondisi Indonesia sendiri? Sesuai dengan pernyataan Roubini, potensi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, termasuk Indonesia dan negara-negara berkembang di Asia-Pasifik, masih cukup tinggi. Kondisi ini tentu saja harus disertai dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk mempertahankan momentum pertumbuhan. Salam Monex.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar