Rabu, 27 April 2011

Belum Amannya Timur Tengah dan Afrika memicu Minyak Mentah Dunia tetap bertengger di Level 110.00 USD/Barel

Hingga saat ini pergerakan harga minyak mentah masih bertahan di level 112-113 dollar per barel. Walaupun akhir pekan Paskah kemarin Harga minyak sempat terkoreksi di 107.00 dollar per barel namun akibat kondisi keamanan di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara masih dihadapkan pada situasi konflik yang berkepanjangan dan sampai saat ini masih belum menunjukan situasi yang mereda sepenuhnya, sehingga harga minyak tertahan di level 112 an dollar perbarel & dimungkin akan mencaba menembus di level 115.00 keatas. Beberapa factor yang berpengaruh :

Konflik Masih Terjadi di Banyak Negara

Pergerakan minyak sepanjang tahun ini tercatat telah mengalami kenaikan sebesar 24%. Dan melonjak sejak awal tahun akibat konflik yang terjadi di Tunisia dan berlanjut hingga ke negara-negara lain seperti Mesir, Libya, Algeria, Bahrain, Oman, Syria dan Yaman. Kondisi yang cukup menjadi pendorong yang signifikan bagi pergerakan harga minyak ialah konflik antara pihak oposisi dan militer pendukung Presiden Libya, Moammar Khadafi. Dimana berkat konflik yang terjadi sampai dengan saat ini telah menyebabkan penurunan produksi minyak bagi negara produsen minyak ke 4 terbesar di dunia tersebut. Kini, Libya hanya mampu memproduksi 390 ribu barel per hari dibanding sebelumnya yang sempat menyampai 1,6 juta barel per hari.

Konflik yang terjadi di Libya diperkirakan akan masih berlanjut dalam jangka panjang dimana pada hari ini Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Mohammed Al-Sabah akan mengucurkan bantuan dana militer kepada kaum oposisi Libya sebesar 181 juta dollar guna melawan militer pimpinan Khadafi yang terus menguasai wilayah-wilayah penting di Libya.

Negara produsen minyak lainnya, Nigeria juga kembali dirundung konflik horisontal dimana aksi protes pendukung calon Presiden, Mohamadu Buhari yang telah dinyatakan kalah pada pemilu beberapa waktu. KPU Nigeria akhirnya menyatakan sah terhadap terpilihnya Goodluck Jonathan sebagai Presiden Nigeria dengan unggul 10 juta suara dibanding pesaingnya, Buhari. Perseteruan antara dua kubu pun meluas hingga ke wilayan Nigeria bagian Utara sehingga mengganggu produksi minyak mentah bagi negara tersebut.

Kondisi yang saat ini cukup parah juga terjadi di Suriah dimana sejak 22 April lalu telah tercatat sebanyak 300 orang meninggal akibat aksi kekerasan sejak berlangsungnya aksi protes berkepanjangan yang dilakukan oleh penentang Presiden Bashar al-Assad dan menuntut dirinya mundur agar dapat terciptanya sebuah pemerintahan baru yang lebih bersih dari korupsi dan juga adanya kebebasan hak bagi seluruh rakyat Suriah. Meski bukan termasuk produsen minyak terbesar di dunia, konflik yang terjadi di Suriah justru dikhawatirkan akan merambat kepada wilayah negara Arab Saudi yang sejak sebulan terakhir telah terjadi aksi demonstrasi kecil-kecilan menentang kebijakan Raja Saudi. Selain itu, kekhawatiran terhadap imbas bagi keamanan di Arab Saudi juga muncul dari konflik yang terjadi di Yaman, dimana kaum oposisi menuntut mundur Presiden Ali Abdullah Saleh yang dicurigai bermasalah.

Dengan melihat kondisi diatas, pastinya akan memberikan pengaruh bagi kondisi impor minyak mentah Indonesia yang mayoritas masih didominasi oleh negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi yang memiliki andil terbesar dalam impor minyak sebesar 125 ribu barel per hari atau 30% dari keseluruhan impor minyak mentah Indonesia. Dengan melihat tingginya harga minyak dunia saat ini yang disertai oleh berkurangnya pasokan dari Timur Tengah semakin memberikan sebuah kondisi yang negatif bagi kondisi keuangan negara Indonesia terutama menyangkut tingginya beban subsidi yang ada di APBN. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bayang-bayang kenaikan harga BBM cukup mengemuka akhir-akhir ini.

Komisaris BBJ Kristanto Nugroho menambahkan, belum ada alasan untuk harga minyak bergerak turun, masih ada banyak faktor yang mendukung untuk bergerak naik ataupun seminimal mungkin bertahan di atas 110 dollar per barrel, karena dari sisi supply masih banyak potensi krisis negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah untuk setiap saat meletup, sedang dari sisi demand belum ada faktor yang memberi alasan penurunan permintaan, baik dari segi pertumbuhan ekonomi negara-negara seperti China, India, Brazil, dll juga dari Jepang, dimana krisis listrik akibat bencana pembangkit listrik nuklirnya, maka untuk sementara pilihan yang paling memungkinkan untuk men-supply listrik adalah penyediaan generator-generator berbahan bakan minyak dan gas.

Senin, 25 April 2011

MARKET OUTLOOK PEKAN INI 25-29 APRIL 2011

Berita Penting pekan ini yang perlu dipantau perkembangannya diantaranya adalah :
  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data New Home Sales pada Senin malam; lalu data Core Durable Goods Orders serta pengumuman Federal Funds Rate (SUKU BUNGA) di Rabu tengah malam yang diperkirakan bertahan di level 0.25%; selanjutnya Advance GDP q/q bersamaan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims mingguan yang biasa menjadi perhatian pasar dirilis pada Kamis malam ditambah data Pending Home Sales.
  • Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa rilis Prelim GDP q/q pada Rabu sore; data Nationwide HPI m/m dari Inggris pada Kamis sore.
  • Dari Jepang dan New Zealand: berupa pengumuman suku bunga Bank of Japan dan Reserve Bank of New Zealand pada Kamis pagi yang diperkirakan bertahan masing-masing pada level 0.1% dan 0.25.

Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar masih kembali melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, di antaranya karena kemungkinan the Fed masih akan bertahan pada suku bunga acuannya, dengan akhir index dollar di level 74.120 di area terendahnya era krisis financial akhir 2007. Pekan yang lalu euro kembali bullish oleh keyakinan masyarakat dan dunia usaha akan pemulihan ekonomi zona ini, dengan euro berakhir di level 1.4546. Untuk minggu ini market range-nya akan berada antara resistance berikut pada 1.4900 dan mengarah ke 1.5, sedangkan level support di 1.4163 dan kemudian pada 1.4014.

Poundsterling minggu lalu menguat relative terhadap dollar dan berakhir flat di level 1.6516. Untuk minggu ini, level resistance terdekat menjadi pada 1.6596 dan kemudian 1.6878, sedang support berada pada 1.6118 dan kemudian 1.6092. Untuk USDJPY minggu lalu bergerak melemah kembali ditutup di 81.91 sejalan dengan pelemahan kembali USD. Pasar di minggu ini berada di antara resistance pada 85.59, serta support level pada 80.73. Sementara itu, Aussie dollar terpantau seminggu lewat masih kembali menguat, terangkat kenaikan harga komoditas yang berakhir di 1.0742. Range minggu ini antara resistance 1.10 sementara support level di 1.0443 dan 1.0283.

Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia umumnya menguat imbas dari data emiten yang kinclong di Wall Street. Indeks Nikkei minggu lalu menguat terbatas agak terpangkasi di akhir pekan. Minggu ini, akan menemui level resistance terdekat di 9824 dan kemudian mulai menembus level 10,000 ke level 10,325. Adapun support pada level 9360 dan lalu 8370. Sementara itu, Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong minggu lalu juga menguat, ditutup di level 24101. Minggu ini akan berada dalam range level resistance di 24475 dan berikutnya 24945, sementara support-nya di 23425 dan selanjutnya 22098.

Bursa saham Wall Street minggu lalu alami rebound pasar terutama S&P500 oleh data earnings beberapa emiten besar yang lebih baik dari perkiraan. Dow Jones Industrial telah menembus resistance 12459 sehingga minggu ini akan mulai bertahap menuju resistance berikut pada 13135, sementara support di level 12092 dan kemudian pada 11555. Index S&P 500 minggu lalu bangkit, sehingga market range saat ini antara resistance di level 1340 dan 1404, sementara level support berada di 1294 dan 1250.

Untuk pasar emas, minggu lalu tak terbendung terus mencetak rekor tertinggi baru sepanjang sejarahnya sampai sembilan kali di bulan ini, menembus level $1500 berakhir di $1503.05 per troy ounce akibat pilihan safe haven investment. Untuk sepekan ke depan emas akan berpeluang menanjak lagi, namun perlu diwaspadai koreksi pasar, dengan rentang berada antara resistance pada $1530, sementara support ada di $1485 serta berikut $1440 per troy ounce. Di Indonesia, harganya menanjak tajam hampir sentuh Rp420 ribu per gramnya, kemudian terkoreksi akibat penguatan mata uang rupiah akhir pekan.

Fluktuasi pasar investasi di tahun ini kelihatannya masih terus bergejolak (volatile). Dinamikanya tidak pernah habis. Bagi yang awam, periode seperti ini acapkali mendatangkan salah posisi dan selanjutnya kerugian. Tapi bagi trader yang professional, justru ini periode yang menarik karena mendatangkan banyak profit. Kata kuncinya ada dua untuk memenangkan pasar investasi ini: belajar dan rajin monitor harga & berita fundamental. Salam Monex.

Senin, 11 April 2011

MARKET OUTLOOK WEEKLY 11 – 15 April 2011


Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang tidak banyak rilis berita ekonomi global yang penting. Ada event pertemuan G7, G20 dan IMF pada minggu ini. Secara umum, rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales pada Rabu malam; lalu data inflasi sisi produsen PPI (Producer Price Index) dan data tenaga kerja Unemployment Claims mingguan yang biasa menjadi perhatian pasar dirilis pada Kamis malam; kemudian data inflasi sisi konsumen CPI (Consumer Price Index), kepemilikan asing atas surat berharga jangka panjang Amerika atau TIC Long-Term Purchases, serta Prelim UoM Consumer Sentiment semuanya pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; lalu data tenaga kerja Inggris Claimant Count Change pada Rabu sore.
  • Dari China: data inflasi dan GDP kuartalan pada Jumat pagi nanti.

Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar kembali melemah terutama terhadap euro yang ECB-nya mengambil keputusan menaikkan suku bunga acuannya, sehingga berakhir untuk index dollar di level 74.860. Pekan yang lalu euro kembali menanjak sehubungan dengan direalisasikannya kenaikan suku bunga Eropa sebesar 25 bp pada Kamis lalu, dengan euro berakhir di level 1.4453, merupakan level 15 bulan tertingginya. Untuk minggu ini market range-nya akan berada antara resistance berikut pada 1.4560 dan mengarah ke 1.5, sedangkan level support di 1.4240 dan kemudian pada 1.4014.

Poundsterling minggu lalu umumnya juga menguat terhadap dollar, sekitar 300 poin, ke level 1.6361, setelah menyentuh resistance 1.64 yang diprediksi minggu sebelumnya. Untuk minggu ini, level resistance terdekat menjadi pada 1.6878 dan kemudian 1.7064, sedang support berada pada 1.6092 dan kemudian 1.5930. Untuk USDJPY minggu lalu terus bergerak menguat ditutup di 84.83 di tengah risiko termasuk gempa bumi susulan yangb ikut melemahkan yen. Pasar di minggu ini berada di antara resistance pada 86.00, serta support level pada 83.77 dan 81.55. Sementara itu, Aussie dollar terpantau seminggu lewat terus menguat mencetak posisi rekor tertingginya sepanjang sejarah oleh kenaikan harga komoditas serta berakhir di 1.0531. Range minggu ini antara resistance 1.07 dan 1.10 sementara support level di 1.0300 dan 1.0203.

Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu sehubungan dengan positifnya data ekonomi di Amerika dan berkurangnya kekuatiran investor terhadap situasi di Jepang telah memberikan nuansa positif bagi bursa regional. Indeks Nikkei minggu lalu yang sempat terguncang getaran gampa bumi yang baru, berfluktuasi yang berakhir flat pada 9740. Minggu ini, dari level resistance saat ini pasar akan berpeluang untuk mulai menembus level 10,000 dalam rentangan resistance terdekat pada 10325 dan level berikutnya di 10650. Adapun support pada level 9305 dan lalu 8370. Sementara itu, Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong minggu lalu juga menanjak, ditutup di level 24249. Minggu ini akan masih positif berada dalam range level resistance di 24480 dan berikutnya 24945, sementara support-nya di 22966 selanjutnya 22098.

Bursa saham Wall Street minggu lalu agak tertahan laju kenaikkannya di tengah kekuatiran investor terhadap harga tinggi minyak dunia yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi secara global. Dow Jones Industrial minggu ini akan berusaha menjumpai level resistance 13135 serta 14200, sementara support di level 11950 dan kemudian pada 11555. Index S&P 500 minggu lalu mengalami tekanan konsolidasi; sehingga market range saat ini antara resistance di level 1404, sementara level support berada di 1250 dan 1218.

Untuk pasar emas, minggu lalu secara tak terbendung terus mencetak rekor te rtinggi sepanjang sejarahnya di beberapa level baru sehingga berakhir kinclong di $1473.25 per troy ounce akibat pilihan safe haven investment. Untuk sepekan ke depan emas akan berpeluang mulai menanjak lagi, dengan rentang berada antara resistance terdekat pada $1480 lalu level $1500. Sementara itu, support ada di $1418 serta berikut $1410 per troy ounce. Di Indonesia, harganya menanjak di sekitar Rp409 ribu per gramnya, di mana kenaikan emas global ditahan dengan rupiah yang sedang mengalami apresiasi.